Pemilu di Negeri Jauh
pemilu rupanya tak hanya di bumi
juga di negeri jauh
tadi pagi seorang ts mendatangiku
“jangan lupa pilih yesus,” katanya sehabis ceramah
lantas meninggalkan segepok kartu nama, kalender,
poster, jam dinding, plus sesuatu ke dalam saku
sebelumnya, ts lain berbuat sama
kalau ingin kebebasan pilihlah dia
seraya menunjuk sosok gambar yang cukup terkenal
kau akan diberinya kuasa
yudas beda lagi
dia datang seorang diri
sudah lama aku diasingkan
bosan jadi oposan
misiku adalah keadilan, orasinya
tiba waktunya
orang datang berduyunduyun
bersama yang dijagokan
“hidup yesus.. pilih lusifer.. yudas pasti menang!” riuh massa bak pertandingan tinju
tim pemantau yang diketuai da vinci mulai kerepotan
suasana makin mengharubiru
ketika ketiga calon didaulat
memberikan suara pertama kali
yesus yang pertama
dengan kesebelas ts dan perempuanperempuan pengagumnya
ia mengangkat kertas suara seraya berkata;
“inilah tubuh dan darahku yang dikurbankan bagimu
berbahagialah kalian yang memilih aku!”
tak lama gerombolan pasukan perang muncul
mengarakarak lusifer di atas kereta kencana
“atas nama kekuasaan,kubebaskan kalian.”
kemudian datanglah yudas seorang diri
sebelum nyoblos diciumnya yesus
“yang lalu biarlah berlalu,” bisiknya
tibalah penghitungan suara
yesus, lusifer dan yudas disandingkan
da vinci membacakan hasilnya
ketiganya berimbang,
masingmasing kurang 20 persen suara
pasti ada penimbunan, gerutu yesus
lusifer curigai konspirasi
sementara yudas merasa dikhianti massanya
pemilu mesti diulang sekali lagi
tapi yesus dan lusifer tak sepakat
lantas memilih berkoalisi
tinggallah yudas
dengan perasaan kecewa
hari itu juga dia ditemukan mati
tergantung di pokok kayu yang tak berapa tinggi!
Memilih Elia
ketika tubuhmu ditusuk sejarah
semesta pun tumpah
dari lambungmu bercucuran matahari
dengan sesenggukan perempuanperempuan itu menampungnya
untuk diberikan pada anak cucu
-seorang anak kecil
yang tak tercatat dalam riwayat
menawari dusta-
tapi kau memilih elia
dan mati sebagai prahara!
Ciuman Yudas
yudas tak menyangka
ciumannya berakhir di kayu salib
disangka sang guru nan ajaib akan raib
ia tak menduga
gurunya itu pasrah begitu saja
membiarkan pakupaku menembus tangannya
ketika yesus berseru;
“eli.. eli.. lama sabakthani!”
yudas pun menderu;
“guru.. guru.. kok kau biarkan aku menciummu?”
The Last Supper
malam ini, izinkan aku ikut makan bersamamu
di rumahku nasi telah basi
kan kau murah hati
apalah arti sepiring
bila batu saja bisa kau rubah menjadi roti
tidak.. tidak
aku takkan berisik juga ngeyel
manalah aku berani
melihat yohannes saja aku kecut
izinkanlah rabbi
sebab di negeriku lapar sengaja dipelihara
apalah salahnya bertambah satu
kan ada kursi tersisa
yudas masih terlalu kenyang
sebab baru dijamu imamimam itu
�gitupun jadi..
tak apa aku di dapur aja
menunggu bekas-sisanya
bila pembicaraan kalian begitu rahasia!
Seikat Mawar dari Guadalupe
elang bernyanyi
tentang perempuan yang datang menderangderang
mengenakan tilma, pakaian indian itu
sebab seikat mawar telah meremukkan kepala ular
aztec pun tunduk di kaki diego
perawan makin dimuliakan
sebagai simbol kebersahajaan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar